Dalam salah satu komentarnya atas Surat Paulus kepada jemaat di Efesus, Santo Hieronimus [347-420] mengemukakan bahwa Santo Paulus begitu menghargai (dalam arti memuliakan) Nama Suci, sehingga dia tidak dapat berkhotbah tanpa menyebutkan Nama itu. Menurut P. R. Biasiotto OFM, semangat berarpi-api Santo Paulus dapat dijelaskan dalam diri seorang manusia yang telah menerima penglihatan dan pernyataan/pewahyuan dari Tuhan dan “tertangkap” di surga tingkat ketiga, di mana tentunya dia sempat melihat malaikat-malaikat dan orang-orang kudus bertekuk lutut ketika mendengar Nama Yesus diucapkan.